Saturday, April 11, 2020

Pendidikan yang Menafikan Otensitas

Ria Fasha

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan sebaik baik bentuk, membawa "syakilah"nya masing masing yang dititipkan Allah kepada diri mereka. Maka sejatinya manusia itu otentik, saya adalah satu satunya saya dan tidak ada yang lain seperti saya. Aku tidak perlu menjadi engkau untuk menjadi aku. Sidik jari adalah salah satu contoh yang baik.

Monday, March 30, 2020

Langit Biru dan Lahirnya

Ria Fasha

Ada dua kejadian dimana akhirnya Allah pertemuan dua hal tersebut menjadi satu dan akhirnya mewujud menjadi Sekolah Langit Biru.

Ibu Eni Khairani dan Pak Susiyanto memiliki mimpi besar unuk memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang pendidikan. Seperti diketahui bahwa ibu Eni Khairani adalah seorang tokoh perempuan Begkulu yang telah 4 periode menjabat sebagai anggota DPD RI dari Bengkulu. Latar belakang hidupnya yang tak bisa lepas dari bidang pendidikan dan besar dari keluarga Muhammadiyah yang kental, membuat Bu Eni dan Pak Susiyanto telah lama mengidam-idamkan membuat sebuah lembaga pendidikan Islam. Pada saat itu pilihannya jatuh pada pondok pesantren dan Pondok Tahfiz.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Bu Eni dan Pak Sus mengembankan amanah tersebut kepada Dedy Mardiansyah – kami memanggilnya Bang Yai- untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sayangnya, mimpi tersebut harus tertunda karena Bang Yai memiliki amanah baru yang lebih berat. Beliau harus meneruskan peerjuangan pendidikan ayahanda di Curup dan melanjutkan estafet kepemimpinan mertuanya di Palembang dalam mengelola pondok pesantren. Bang Yai pun akhirnya meninggalkan Bengkulu untuk menjalankan amanahnya tersebut.

Hal demikian tidak membuat langkah Ibu Eni dan Pak Sus berhenti, mimpi membuat lembaga Islam tidak pernah padam. Beberapa kali tanah untuk cikal bakal pondok pesantren tersebut ditawar oleh developer perumahan namun tetap Bu Eni dan Pak Sus bertekad tanah ini akan diwakafkan untuk kepentingan pendidikan umat.

Di sisi lain, tim yang terdiri dari saya (Pak Hardi), Pak Nanang, Bu Eli dan Bu Lisna memiliki sebuah rancang bangun pendirian lembaga pendidikan lengkap dengan konsepnya. Konsep itu diberi nama Sekolah Langit Biru dengan nafas sekolah alam. Telah lama keinginan untuk membangun sekolah itu terpatri namun apalah daya tim tidak memiliki akomodasi, sarana dan prasarana serta pembiayaan yang mumpuni.

Dua keinginan yang pada hakikatnya sama ini, dipertemukan oleh Allah SWT. Kami akhirnya berdiskusi hinggalarut malam dengan Bu Eni dan Pak Sus seputar dunia pendidikan dan lembaga yang akan dibentuk. Tepat pada tanggal 20 Januari 2017, kami mempresentasikan masterplan sekolah yang akan dibangun, lengkap dengan konsep dan analisis SWOT nya. Hadir pula Mas Rasyidin, Bang Yai, Bang Hasbul, Trio Saputra, Mbak Farida, Bang Hardi Sutoyo. Pertemuan selanjutnya hadir pula Mbak Rini dan Mbak Roro tyang ikut bergabung. Akhirnya terpilih Mbak Roro sebagai Ketua Yayasan dan Sekretaris adalah Mas Rosyidin. Dalam perjalanan waktu karena tugas negara yang harus di emban oleh Mbak Roro, maka tampuk pimpinan Yayasan dilanjutkan oleh Mas Rosyidin dengan seretarisnya Mbak Marini sampai saat ini.

Saya ingin mengingat fasilitator yang bergabug sebagai ashabiqunal Awalun Sekolah Langit Biru, Bu Sri Hardiyanti yang saat ini mengikuti suaminya ke Makassar, Bu Lisna yang belum bisa bergabung karena tugas yang tak bisa ditinggalkan (Saat ini sebagai Manajer Sekolah Alam Bengkulu Mahira), Bu Ria Andriana, Bu Triyatun. 

Dengan segala kurang lebihnya sekolah Langit Biru, kami terus melakukan “tajdid” untuk tetap memberikan yang terbaik untuk seluruh fasilitator, orang tua dan yang terutama adalah anak-anak yang kami didik dengan setulus hati.

~ Direktur Sekolah Langit BiruDirektur Sekolah Langit Biru

Mengapa Sekolah Langit Biru….

Ria Fasha

Kata banyak orang apalah arti sebuah nama, namun bagi kami, sebuah nama adalah refleksi dari jati diri,  visi hidup yang terus berusaha diraih dan terkadang nama memiliki kekuatan sakral. Seperti jika kita mengucapkan nama Nabi kita tercinta Muhammad, maka otomatis kita kaum yang beriman akan kenabiannya mengucapkan “ Salallahu’alaihiwassalam”. Ada daya dorong yang entah darimana datangnya sehingga otomatis lidah kita bergerak untuk mengucapkan pujian itu. Demikian pula, nama biasanya mencerminkan bagaimana lingkungan orang itu tinggal. Seorang yang bernama “ Paijo” besar kemungkinan tidak lahir dari suku Batak, sebagaimana nama “ Erick Sihombing” bukan lahir dari suku Asmat. Orang yang bernama “ Mujib Ainun Naim” besar kemungkinan lahir dalam iklim keluarga pesantren, sedangkan nama “ Putu”” lahir dari keluarga Bali berlatarkan agama hindu yang kuat.

Demikianlah kebiasaan yang kita temukan. Tapi tidak ada salahnya pula kita “ menabrak” kebiasaan. Orang Rejang bernama Thomas dan orang Padang bernama “ Tulus” sah –sah saja, karena setiap nama adalah doa dari yang memberikan nama. Kita menemukan orang yang bernama Soeharto padahal ia adalah orang serawai tidak ada darah Jawa sama sekali, dan kita menemukan orang yang bernama Erick yang lahir dari suku Sunda dan tidak ada darah anglo saxon sama sekali.

Lalu mengapa diberi nama Langit Biru ? mengapa memberi nama sekolah tidak mengikuti trend dengan menggunakan nama-nama Arab? Bukankah nama-nama Arab lebih memiliki “prestise” yang menunjukkan kesholehan dan komitmen terhadap ajaran Islam ?. Bukankah nama arab lebih meyakinkan wali murid ataupun pihak-pihak lainnya bahwa sekolah ini adalah sekolah yang komitmen terhadap nilai-nilai Islam dan jauh dari debu-debu sekulerisme ?

Kami berkeyakinan bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang universal sebagaimana misi Nabi kita tercita yaitu menjadikan sifat islam sebagai rahmatan Lil’alamin atau rahmat bagi semesta alam. Rahmat bagi orang arab, rahmat pula bagi orang eropa, rahmat untuk orang Cina rahmat pula untuk orang Indonesia. Rahmat bagi orang yang ada di utara, rahmat pula bagi orang yang ada di selatan bumi. Rahmat bagi manusia, rahmat pula bagi hewan, tumbuhan dan semua makhluk yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Menjadi seorang muslim bukan berarti harus menjadi orang arab, sebagaimana menjadi manusia yang modern bukan berarti harus menjadi orang Eropa. Yang membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lain bukanlah asal sukunya dan dimana ia lahir namun sesuai dengan indikator yang ditentukan oleh Allah, orang yang paling baik adalah orang yang bertakwa. Takwa tidak dilihat dari dimana tempat lahir kita, apa warna kulit kita, apa bahasa yang kita gunakan. Seorang berkulit hitam, budak dari Habasyah saja mampu memiliki ketakwaan yang tinggi sebut saja Bilal bin Rabbah ra. Namun orang tulen arab , masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Nabi justru menjadi penentang agama Allah yang nyata seperti Abu Lahab dan Abu Jahal. Maka tak ada tempat bagi ajaran rasisme dalam Islam. Mau Cina, Minang, Serawai, Rejang, Arab, Jepang semuanya sama, kecuali takwanya titik.

Sekolah ini kami berikan nama “ Sekolah Langit Biru” dengan berlandaskan pada filosofi berikut ini :
1. Allah SWT sebelum menyebutkan kata Bumi “Ardh” senantiasa menyebutkan kata langit “samaa” terlebih dahulu. Seolah semua yang ada di bumi ini  adalah ciptaan yang ada di Langit (Allah SWT). Maka sangat penting menanamkan hubungan dengan Allah sedini mungkin.
2. Semua kegiatan dan aktifitas di muka bumi ini selalu dinaungi oleh langit. Langit biru pertanda cuaca cerah yang memberikan perlindungan manusia untuk berkarya di luar rumah. Di samping itu, langit biru sedap dipandang dan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia.
3. Langit tidak memilah dan memilih siapa yang bernaung di bawahnya sehingga langit tidak mengkastakan manusia berdasarkan status sosialnya
4. Langit selalu melihat ke bawah, sebagai simbol bahwa tawadhu’ harus menjadi sifat utama. Seperti langit yang tinggi namun ia tetap menunduk ke bawah

Visi Langit yang dihadirkan ke Bumi

Ria Fasha


Ada satu pertanyaan sederhana yang mungkin menggelitik di benak dan hati kita dan pasti jawabannya sangat beragam. Apa tujuan dari pendidikan? Jika pertanyaan ini ditanyakan kepada masing-masing kita, maka sudah dipastikan kita tidak akan mendapatkan jawaban yang seragam. Jawaban atas pertanyaan tersebut sesuai dengan pengalaman kita. Jujur saja terkadang jawaban dari pertanyaan itu hanyalah pemanis kata tanpa indikator pencapaian yang jelas.

Kami menemui Bang Lendo Nouvo, penggagas sekolah alam Indonesia di school of universe bogor yang menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah kalimat sederhana. Tujuan pendidikan adalah tujuan penciptaan manusia. Untuk apa manusia diciptakan maka itulah tujuan pendidikan. Kita tak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan jika tidak mengembalikan pada pencipta manusia, Allah, Tuhan yang menciptakan manusia dan alam raya melalui firmannya dalam Al-Qur’an.

Setidaknya terdapat dua tujuan penciptaan manusia yang kita temui dalam Al-Qur’an. Pertama, untuk beribadah kepada Allah SWT dan yang kedua sebagai khalifatullah fil’ardh yang rahmatan lil’alamin. Visi langit itu yang coba diterjemahkan oleh sekolah alam yang ada di seluruh Indonesia. Yang pertama adalah hubungan manusia dengan Allah dan yang kedua dimensi hubungan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam sekitarnya.

“Anak Sholeh” gelar tinggi yang berat

Apa yang ada dipikiran kita ketika mendengar kata “anak sholeh ? dalam bayangan kita anak sholeh adalah anak yang dapat membanggakan kedua orang tuanya, menyelamatkan orang tuanya di dunia maupun di akhirat. Tetapi sebenarnya kesholehan seorang anak sangat berkorelasi erat dengan sifat dasar ajaran islam itu sendiri, yaitu rahmatan lil’alamin, rahmat bagi sekalian alam. Dapat disimpulkan bahwa anak sholeh adalah anak yang menjadi rahmat bagi dirinya sendiri, rahmat bagi orang lain, rahmat bagi lingkungan dan rahmat bagi semua yang ada di langit maupun di bumi.

Anak sholeh adalah anak yang paripurna. Selain hubungannya dengan Allah baik, hubungannya dengan sesama manusia pun baik serta hubungan dengan lingkungan alamnya pun baik. Dalam pandangan kami tidak disebut sholeh seorang anak yang tiap hari pekerjaannya mengaji, namun tak ada kasih sayang dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Ada kucing yang  mengeong minta makan justru ditendang, buang sampah sembarangan, tidak memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tidak disiplin walau untuk antri sekalipun.

Jika kita bermimpi untuk mendapatkan anak yang sholeh, maka tugas kita berat, anak sholeh bukan sekedar pemanis kata-kata dalam sebuah doa. Ia dapat terwujud nyata jika kita mampu menempa kesholehan itu dalam rumah tangga dan semuanya dimulai dari pemahaman yang tepat tentang definisi “ anak sholeh”

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Ria Fasha



Visi Sekolah

Visi sekolah yang dirumuskan adalah“ Membentuk anak yang beriman, berilmu dan beramal serta menjadi rahmat bagi lingkungannya”

Misi Sekolah

Adapun misi sekolah antara lain adalah :
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berlandaskan pada nilai- nilai luhur Islam
2) Melaksanakan pendidikan dengan memperhatikan fitrah manusia
3) Menjalankan pendidikan berbasisi pada realitas da pemecahan masalah
4) Menjadi rujukan bagi pendidikan yang memanusiakan manusia, ramah terhadap alam serta menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT

Tujuan Sekolah

1) Pendidikan untuk mencetak khalifatullah di muka bumi yang rahmat bagi semesta alam
2) Mengembangkan pendidikan yang demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azazi manusia
3) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik
4) Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan keteladanan, kemandirian dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran
5) Menyelenggarakan pendidikan dengan memahami kecerdasan majemuk siswa
6) Menciptakan iklim yang nyaman untuk fasilitator dalam bekerja seperti di rumah sendiri.

Landasan Filosofi Sekolah

Ria Fasha

“ Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal
Hanya kita yang terkadang gagal memahami produk ciptaan Tuhan”

Dalam pandangan agama Islam, manusia diciptakan dengan tujuan yang begitu luar biasa, menjadi Khalifatullah (Wakil Tuhan) diatas muka bumi ini. Setidaknya semua agama bersepakat bahwa manusia diciptakan dengan sebuah tujuan yang besar, bukan sebuah kebetulan tanpa tujuan dan tanpa arah. Maka sejatinya pendidikan adalah sarana untuk mengarahkan manusia menjadi khalifatullah di muka bumi ini. Atau secara ringkasnya tujuan pendidikan harus sejalur dengan tujuan penciptaan manusia di muka bumi yaitu menciptakan Khalifatullah fil ‘ardh yang rahmatan lil’alamin, sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Qur’an surat Al-Baqarah : 30

Kita manusia yang beriman pasti tahu bahwa Allah SWT adalah Maha Sempurna dan ia tidak pernah menciptakan sebuah produk gagal. Sesuatu yang kita pandang sebagai sebuah kegagalan atas ciptaan-Nya adalah kegagalan kita dalam memahami produk ciptaannya. Maka jika kita berangkat dari premis ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada anak yang bodoh. Hal ini disetujui oleh ilmuwan besar abad ini, Albert Einstein. Setiap anak cerdas, namun kitalah yang bodoh untuk menemukan dan memunculkan kecerdasan mereka.

Howard Gadner, seorang sarjana dari Harvard university menyatakan bahwa manusia memiliki banyak kecerdasan dalam dirimya. Ketika kita bertanya mana yang lebih pintar Erwin Gutawa atau Habibie ? maka kita akan menjawab Habibie lebih pintar daripada Erwin Gutawa. Mengapa ? karena mindset kita dari zaman dulu sudah terbentuk seorang yang pintar adalah orang yang ahli dalam matematika dan logika. Padahal kita tahu Erwin Gutawa juga cerdas namun dalam bidang yang berbeda dengan Habibi yaitu musik.

Di sisi lain saat ini harus diakui bahwa sekolah-sekolah swasta yang memiliki kualitas yang sangat baik apakah itu sekolah yang berlabel Islam ataukah berlabel “Internasional” masih tidak ramah dengan orang-orang yang tidak mampu. Banyak yang tidak berpihak pada orang-orang miskin, anak-anak yatim yang ditinggalkan dalam kondisi yang menyedihkan dimana semua anak seharusnya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik terlepas apakah ia anak berkebutuhan khusus atau tidak termasuk ia dari keluarga mampu atau tidak. Maka spirit Surat Al-Ma’un yang kemudian mengugah kesadaran nurani kita...... “ tahukah kamu orang yang mendustakan agama?”.


Sunday, March 29, 2020

Friday, March 27, 2020

Mimpimu atau mimpiku ?

Ria Fasha


“ Nanti kamu masuk IPA ya jangan masuk IPS, IPS itu madesu” kata seorang ayah kepada anaknya.
Jaman kita dulu sekolah, banyak kita temukan orang tua – mungkin termasuk orang tua kita- yang menitipkan pesan demikian kepada anaknya. Alhasil jika sudah divonis masuk IPS orang tua akan tepok jidat dan langsung mengklaim
“ Wah anak gue masa depannya suram”
Sehingga banyak dari orang tua yang menggunakan cara apapun agar anaknya pindah dari bangku IPS ke bangku kelas IPA.
Atau seringkali saya mengimajinasikan, orang tua ataupun guru Indonesia yang mengajak anaknya atau anak didiknya jalan-jalan ke sebuah perusahaan besar. Sang ayah atau guru bertanya kepada seorang karyawan berapa gaji karyuawan itu di sini. Dijawab oleh karyawan itu nominalnya yang sangat besar untuk ukuran kantong sang ayah atau guru.
Segera sang ayah atau guru tersebut berkata dengan anaknya
“ Belajar yang rajin ya, nanti kamu bisa bekerja di sini “
Inilah menitipkan mimpi pada anak, sedangkan mimpi sang anak lebih besar dan hebat dari ayahnya.
“ Jika karyawan itu gajinya demikian gede, tentu saja pemilik perusahaan ini penghasilannya lebih gede, aku pengen punya perusahaan seperti ini” batin si anak.
Sadarkah kita, sebenarnya kitalah yang memangkas habis, membonsai mimpi-mimpi mereka dan menggantikannya dengan mimpi-mimpi kita sendiri. Bolehkah menitipkan sesuatu pada anak? Boleh tentu saja sebagaimana Lukmanul Hakim menekankan pendidikan pertamanya pada anak yaitu “ jangan mempersekutukan Allah”
Yakinlah Allah yang maha perkasa dan bijaksana dengan kemahaan Nya menciptakan manusia dengan sempurna. Tidak ada produk gagal yang diciptakan Tuhan hanya kita yang gagal memahami produk ciptaan Tuhan, walaupun dia adalah anak kita, darah daging kita. Karena bisa jadi kita lebih sering berkata- kata padanya, namun jarang untuk mendengarkan keinginannya.



Thursday, March 26, 2020

Info Pendafataran Peserta Didik Sekolah Langit Biru Ajaran 2020/2021

Ria Fasha

KEBIJAKAN SEKOLAH LANGIT BIRU...

1. Pengaktifan kegiatan belajar di rumah
2. Tak ada fasilitator piket, semua harus "stay at home"
3. Tak ada panitia Penerimaan Siswa Baru, semua pendaftaran melalui online dan pembayaran melalui rekening (akan diinfokan lebih lanjut).
4. Jikalau ada pertemuan manajemen / guru yang mendesak, dilakukan sesuai protokol (disinfektan dan handsanitizer siap) dan tetap menjaga physical distancing

Demikian, semoga Allah senantiasa menjaga kita....

Wednesday, March 25, 2020

Profil SD Langit Biru

Ria Fasha
YAYASAN KHAIRANI BENGKULU
SEKOLAH DASAR LANGIT BIRU
Jl. Bandar Raya RT 20 Kelurahan Pematang Gubernur
Kecamatan Muara Bangkahulu  Kota Bengkulu, Telp : 0813-73657292
Email : sekolahlangitbiru20@gmail.com

SD LANGIT BIRU

Kepala Sekolah : Hardiansyah, S.Pd

Visi : 

MEMBENTUK ANAK YANG BERIMAN, BERILMU DAN BERAMAL SERTA MENJADI RAHMAT BAGI LINGKUNGANNYA

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berlaandaskan pada nilai-nilai luhur Islam
2. Melaksanakan pendidikan dengan memperhatikan fitrah manusia
3. Menjalanakan pendidikan berbasis pada realitas dan pemecahan masalah
4. Menjadi rujukan bagi pendidikan yang memanusiakan manusia, ramah terhadap alam serta menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT

Tujuan :

Adapun tujuan berdirinya PAUD Langit Biru Bengkulu adalah :
1. Pendidikan untuk mencetak khalifatulloh di muka bumi yang rahmat bagi semesta alam
2. Mengembangkan pendidikan yang demokratis dan berkeadilan yang tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak Azazi manusia
3. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik
4. Menyelenggarakan pendidikan dengan keteladanan, kemandiraian dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran
5. Meneyelnggarakan pendidikan dengan memahami kecerdasan majemuk siswa
6. Menciptakan iklim yang nyaman untuk fasilitator dalam bekerja seperti di rumah sendiri



Waktu Pembelajaran :
Senin - Kamis : 08.00 – 13.00 WIB
Jumat : 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu : 08.30 – 12.00 WIB (Hanya TK B)

Core Value Sekolah
Melalui Core Value ini, maka PAUD Langit Biru berkomitmen untuk tidak hanya mencapai kompetensi pada kurikulum namun juga menciptakan budaya yang baik yang akan terus melekat pada anak seumur hidupnya. bagian-bagian itu adalah :

1. Akhlak adalah core value pertama dan yang paling utama dalam konsep pendidikan Sekolah Langit Biru. Pembentukan karakter yang baik dalam lingkup Hablumminallah dan hablumminannas yang terjabarkan dalam konsep hargai diri sendiri, hargai orang lain dan hargai lingkungan. Metode yang digunakan adalah metode keteladanan dari setiap elemen sekolah (Yayasan, Direktur, kepala sekolah, guru-guru, OB, Satpam, tukang kebun dll) serta pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi budaya. Hal ini sesuai dengan misi diutusnya Nabi Muhammad SAW yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia.

2. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengajak dan mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan berdasarkan pada syariat dan berdimensi maslahat. Kurikulumini agar peserta didik memiliki karakter yang kuat, disiplin dan memiliki kecakapan lifeskill dalam menghadapi kehidupan

3. Logika adalah core value yang berhubungan dengan kognitif. Bukan menjadikan otak anak sebagai ensiklopedia tapi sebagai alat untuk mencari pemecahan masalah dari masalah yang ditemukan dengan menggunakan analisis kritis. Hal ini teraplikasikan dalam kegiatan-kegiatan seperti : sains fair, culture day, pertanian, peternakan, fun cooking, dan lain sebagainya

4. Bisnisdisadur dari hadist Nabi yang menyatakan diangkat pena (tidak mencatat amal baik dan buruk) dari empat golongan manusia salah satunya adalah anak yang masih kecil sampai ia baligh. Jika dosa saja sudah harus ditanggung saat baligh, seharusnya kebutuhan hidupnya sendiri pun sudah harus ditanggung saat ia baligh.

Tuesday, March 24, 2020

Profil Paud Langit Biru

Ria Fasha
YAYASAN KHAIRANI BENGKULU
SEKOLAH LANGIT BIRU (TINGKAT PAUD)
Jl. Bandar Raya RT 20 Kelurahan Pematang Gubernur
Kecamatan Muara Bangkahulu  Kota Bengkulu, Telp : 0813-73657292
Email : sekolahlangitbiru20@gmail.com

PROFIL PAUD LANGIT BIRU

Kepala Sekolah : Nanang Edi haryanto, S.Pd


Visi, Misi dan Tujuan

Visi :
Mencetak manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya sebagai khalifatullah di atas muka bumi dengan berlandaskan pada ajaran Islam yang Rahmatan Lil’alamin sehingga terbentuk generasi rabbani dan bangsa yang Baldatun Thoyyibatun Warrabun Ghafur.

Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Islam, demokratis, menjunjung tinggi persamaan derajat manusia serta berpihak pada golongan mustad’afhin
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan memperhatikan fitrah manusia yang diberikan kecerdasan yang berbeda-beda oleh Allah SWT, dan memberikan pendidikan yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus.
3. Menyelenggarakan pendidikan berbasis pada pemecahan masalah bangsa yaitu masalah akhlak dan masalah pengangguran terdidik dengan mengedepankan pengembangan karakter dan memantik jiwa kewirausahaan berbasis pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang mulia serta terintegrasi dengan alam.
4. Menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan yang lebih memanusiakan manusia, ramah terhadap alam serta menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT.

Tujuan :

Adapun tujuan berdirinya PAUD Langit Biru Bengkulu adalah :
a. Tujuan pendidikan adalah tujuan penciptaan manusia. Dalam hal ini PAUD Langit  Biru Bengkulu menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan untuk mencetak khalifatullah di muka bumi yang rahmat bagi semesta alam.
b. Menyelenggarkan pendidikan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa
c. Menyelenggarakan pendidikan dengan mengembangkan bakat dan minat peserta didik serta mendorongnya untuk menjadi yang terbaik dalam bidang masing-masing
d. Menyelenggarakan pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
e. Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan keteladanan, membangun keinginan dan mengembangkan kratifitas peserta didik dalam proses pembelajaran
f. Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan makna-makna akan kemandirian. Baik kemandirian finansial / ekonomi maupun kemandirian diri, kedisiplinan, kerja keras melalui proses pembelajaran bisnis aplikatif dengan maksud mencetak pengusaha-pengusaha berkarakter dan berakhlak baik di masa depan.
g. Menyelenggarakan pendidikan dengan memahami kecerdasan majemuk siswa, sehingga kecerdasan tidak hanya diukur dengan satu alat ukur belaka IQ.

Waktu Pembelajaran :
Senin - Kamis : 08.00 – 13.00 WIB
Jumat : 08.00 – 11.00 WIB
Sabtu : 08.30 – 12.00 WIB (Hanya TK B)

Core Value Sekolah
Melalui Core Value ini, maka PAUD Langit Biru berkomitmen untuk tidak hanya mencapai kompetensi pada kurikulum namun juga menciptakan budaya yang baik yang akan terus melekat pada anak seumur hidupnya. bagian-bagian itu adalah :

1. Akhlak adalah core value pertama dan yang paling utama dalam konsep pendidikan Sekolah Langit Biru. Pembentukan karakter yang baik dalam lingkup Hablumminallah dan hablumminannas yang terjabarkan dalam konsep hargai diri sendiri, hargai orang lain dan hargai lingkungan. Metode yang digunakan adalah metode keteladanan dari setiap elemen sekolah (Yayasan, Direktur, kepala sekolah, guru-guru, OB, Satpam, tukang kebun dll) serta pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi budaya. Hal ini sesuai dengan misi diutusnya Nabi Muhammad SAW yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia.

2. Kepemimpinanadalahkemampuanseseorangdalammengajakdanmempengaruhi orang-orang lain untukbekerjasamasesuaidenganrencana demi tercapainyatujuan yang telahditetapkansebelumnyadenganberdasarkanpadasyariatdanberdimensimaslahat. Kurikulumini agar pesertadidikmemilikikarakter yang kuat, disiplindanmemilikikecakapanlifeskilldalammenghadapikehidupan

3. Logikaadalah core value yang berhubungan dengan kognitif. Bukan menjadikan otak anak sebagai ensiklopedia tapi sebagai alat untuk mencari pemecahan masalah dari masalah yang ditemukandenganmenggunakananalisiskritis. Hal ini teraplikasikan dalam kegiatan-kegiatan seperti : sains fair, culture day, pertanian, peternakan, fun cooking, dan lain sebagainya

4. Bisnisdisadur dari hadist Nabi yang menyatakan diangkat pena (tidak mencatat amal baik dan buruk) dari empat golongan manusia salah satunya adalah anak yang masih kecil sampai ia baligh. Jika dosa saja sudah harus ditanggung saat baligh, seharusnya kebutuhan hidupnya sendiri pun sudah harus ditanggung saat ia baligh.