Monday, March 30, 2020

Langit Biru dan Lahirnya


Ada dua kejadian dimana akhirnya Allah pertemuan dua hal tersebut menjadi satu dan akhirnya mewujud menjadi Sekolah Langit Biru.

Ibu Eni Khairani dan Pak Susiyanto memiliki mimpi besar unuk memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang pendidikan. Seperti diketahui bahwa ibu Eni Khairani adalah seorang tokoh perempuan Begkulu yang telah 4 periode menjabat sebagai anggota DPD RI dari Bengkulu. Latar belakang hidupnya yang tak bisa lepas dari bidang pendidikan dan besar dari keluarga Muhammadiyah yang kental, membuat Bu Eni dan Pak Susiyanto telah lama mengidam-idamkan membuat sebuah lembaga pendidikan Islam. Pada saat itu pilihannya jatuh pada pondok pesantren dan Pondok Tahfiz.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Bu Eni dan Pak Sus mengembankan amanah tersebut kepada Dedy Mardiansyah – kami memanggilnya Bang Yai- untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sayangnya, mimpi tersebut harus tertunda karena Bang Yai memiliki amanah baru yang lebih berat. Beliau harus meneruskan peerjuangan pendidikan ayahanda di Curup dan melanjutkan estafet kepemimpinan mertuanya di Palembang dalam mengelola pondok pesantren. Bang Yai pun akhirnya meninggalkan Bengkulu untuk menjalankan amanahnya tersebut.

Hal demikian tidak membuat langkah Ibu Eni dan Pak Sus berhenti, mimpi membuat lembaga Islam tidak pernah padam. Beberapa kali tanah untuk cikal bakal pondok pesantren tersebut ditawar oleh developer perumahan namun tetap Bu Eni dan Pak Sus bertekad tanah ini akan diwakafkan untuk kepentingan pendidikan umat.

Di sisi lain, tim yang terdiri dari saya (Pak Hardi), Pak Nanang, Bu Eli dan Bu Lisna memiliki sebuah rancang bangun pendirian lembaga pendidikan lengkap dengan konsepnya. Konsep itu diberi nama Sekolah Langit Biru dengan nafas sekolah alam. Telah lama keinginan untuk membangun sekolah itu terpatri namun apalah daya tim tidak memiliki akomodasi, sarana dan prasarana serta pembiayaan yang mumpuni.

Dua keinginan yang pada hakikatnya sama ini, dipertemukan oleh Allah SWT. Kami akhirnya berdiskusi hinggalarut malam dengan Bu Eni dan Pak Sus seputar dunia pendidikan dan lembaga yang akan dibentuk. Tepat pada tanggal 20 Januari 2017, kami mempresentasikan masterplan sekolah yang akan dibangun, lengkap dengan konsep dan analisis SWOT nya. Hadir pula Mas Rasyidin, Bang Yai, Bang Hasbul, Trio Saputra, Mbak Farida, Bang Hardi Sutoyo. Pertemuan selanjutnya hadir pula Mbak Rini dan Mbak Roro tyang ikut bergabung. Akhirnya terpilih Mbak Roro sebagai Ketua Yayasan dan Sekretaris adalah Mas Rosyidin. Dalam perjalanan waktu karena tugas negara yang harus di emban oleh Mbak Roro, maka tampuk pimpinan Yayasan dilanjutkan oleh Mas Rosyidin dengan seretarisnya Mbak Marini sampai saat ini.

Saya ingin mengingat fasilitator yang bergabug sebagai ashabiqunal Awalun Sekolah Langit Biru, Bu Sri Hardiyanti yang saat ini mengikuti suaminya ke Makassar, Bu Lisna yang belum bisa bergabung karena tugas yang tak bisa ditinggalkan (Saat ini sebagai Manajer Sekolah Alam Bengkulu Mahira), Bu Ria Andriana, Bu Triyatun. 

Dengan segala kurang lebihnya sekolah Langit Biru, kami terus melakukan “tajdid” untuk tetap memberikan yang terbaik untuk seluruh fasilitator, orang tua dan yang terutama adalah anak-anak yang kami didik dengan setulus hati.

~ Direktur Sekolah Langit BiruDirektur Sekolah Langit Biru

Author & Editor

Sekolah Langit Biru.

0 comments:

Post a Comment